Oleh: antimurtad | Desember 30, 2009

Sovereign Military Order of Malta — Blackwater: Knights of Malta in Iraq

Sovereign Military Order of Malta, juga dikenal sebagai Sovereign Military Order of St. John of Jerusalem , adalah sebuah kelompok persaudaraan tertutup Gereja Katolik Roma. Para anggotanya yang aktif harus beragama Katolik dan sudah bertugas di militer. Mereka ambil bagian dalam upacara-upacara rahasia dengan mengenakan pakaian upacara feodal, dan memegang erat mentalitas pembagian kasta secara ketat sebagai bagian dari inisiasi mereka kedalam dogma Rosicrucian.

Menyaring secara ketat anggota eselon atas dan harus berasal dari lingkungan keluarga aristokrat serta harus bisa menunjukkan bukti coat-of-arms keluarga sedikitnya selama kurun waktu 300 tahun dalam rangkaian yang tak putus dari bapak ke anak.

The Sovereign Grand Master orde ini diakui sebagai seorang kepala negara, dan otoritasnya dipastikan oleh kedudukannya sebagai seorang Pangeran dan sebagai seorang Kardinal dalam gereja Kristen. Statusnya di bawah hukum internasional sebagai organisasi independen yang berdaulat, menjamin kesetiaan kebangsaan dari para anggotanya, di atas kesetiaan kepada negaranya sendiri – mereka juga mempunyai status Permanent Observer di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Grand Master yang sekarang adalah Andrew Willoughby Bertie, seorang keturunan Maria Stuart (Maria Stuart, Ratu Scots ) yang menempatkannya dengan kuat pada Sion/skenario sejarah Grail.

Orde dan anggotanya dibuktikan terkait dengan “Rat Run” , rute jalan pelarian setelah Perang Dunia II yang digunakan oleh para petinggi Nazi dan ilmuwan death camp Jerman ke Amerika. Sewaktu melarikan diri mereka menggunakan paspor dengan identitas palsu yang memungkinkan mereka bisa menghindar dari tuntutan sebagai penjahat perang. Tanpa alasan yang jelas, setelah perang aberakhir, tanda jasa “the Grand Cross of Merit” diberikan kepada Jenderal Nazi, Reinhard Gehlen, Kepala Dinas Rahasia Wilayah Timur Hitler, yang sangat berperan dalam kekejaman dan kejahatan yang dilakukan Nazi di Rusia dan Eropa Timur – terutama sekali pembantaian yang dilakukan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap orang Yahudi dan Slav.

gambar:www.themasonictrowel.com

Persaudaraan Katolik dan para keturunan aristokrat menjadikan the Knights modern sangat anti-komunis. Tanggungjawab besar berdirinya CIA berada ditangan orde ini, termasuk banyak operasi global lainnya. Pendiri CIA (the founding fathers) adalah dua orang anggota the Knight yaitu William “Wild Bill” Donovan dan Allen Dulles, termasuk direktur CIA William Casey semasa Ronald Reagan dan John McCone semasa JFK. Menurut wartawan ” Watergate ” Carl Bernstein, Casey memberikan akses kepada Paus John Paul II ke dalam dinas rahasia CIA yang sebelumnya tidak pernah diberikan, termasuk kepada satelit mata-mata dan para agennya.

Sebenarnya orang bisa menyalahkan awal terjadinya Perang Dingin secara pribadi kepada “Wild Bill” Donovan. Pada akhir Perang Dunia I Donovan memimpin sebuah misi rahasia ke Siberia untuk mengamati Revolusi Rusia. Karena pengintaiannya ini sebuah kesatuan Amerika dikirim dan diperintahkan untuk memerangi orang Rusia Bolshewik yang secara umum dianggap sebagai sekutu, seperti ketika mereka masih berperang melawan Jerman bersama-sama dengan Inggris dan Perancis dalam parit perlindungan di Eropa. Pasukan Amerika tidak habis berpikir mengapa mereka diperintahkan membakar pedesaan dan “membunuh para petani yang miskin dan lapar, yang sudah diperlakukan dengan sangat buruk oleh penguasa mereka”, sebagaimana ditulis oleh seorang “doughboy” kepada istrinya. Hal itu bukan merupakan kebiasaan dalam sejarah Amerika untuk berpihak kepada penguasa aristokrat Eropa melawan terhadap rakyatnya. Motivasi Donovan untuk memerangi Bolshewik hanya karena kesetiaannya kepada Vatican/Knights of Malta, karena Revolusi Rusia bukan merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat. Sebagai konsekuensinya pada bulan Juli tahun 1944 Sri Paus Pius XII menganugerahkan Donovan dengan ‘Grand Cross of the Order of St. Sylvester’, tanda kehormatan kekesatriaan paus yang paling tua dan paling bergengsi, dan anugerah Katolik yang paling tinggi yang pernah diterima oleh orang Amerika. Kurang dari seratus orang yang sudah menerima anugerah ini sepanjang perjalanan sejarah.

Wilayah-wilayah kunci yang dikontrol Knights of Malta adalah Afrika dan Amerika Latin, para diktator seperti Jenderal Pinochet, pembunuh massal dan jajarannya adalah termasuk kelompok mereka.

Keanggotaan di Amerika Latin termasuk Loji Masonic “P2”, orang-orang fasis dan Nazi yang selamat, yang secara langsung bertanggung jawab atas pembentukan gerakan neo-Nazi modern. Knight dan Nazi pelarian Otto “Scarface” Skorzeny yang memimpin penyerangan atas wilayah Cathar di Perancis dalam pencarian artefak termasuk artefak okult Holy Grail, memainkan peran penting dalam pelarian “Rat Run” Vatican. Ia seorang sahabat karib presiden Argentina Knight Juan Peron, yang menurut dokumen CIA terbaru terbukti terlibat dalam ‘pencucian emas’ Nazi melalui Vatican Bank. Adalah sesuatu yang menyenangkan bagi seorang anggota Nazi yang tidak meloloskan diri ke Eropa, yaitu William Donovan yang bertindak sebagai ajudan kepala Jaksa Penuntut Amerika pengadilan Nuremberg paska perang, setelah menyerahkan kekuasaan OSS/CIA kepada rekannya Knight Allen Dulles.

Seperti apa yang diungkapkan oleh seorang pengarang Katolik Roma, Penny Lernoux didalam bukunya “People of God ”

“Setelah perang berakhir, Vatican, OSS, SS, dan berbagai cabang dari Sovereign Military Order of Malta bergabung melawan musuh bersama, yaitu Sovyet – dan untuk menolong penjahat perang Nazi melarikan diri … Baron Luigi Parrilli, seorang aristokrat Italia dan anggota Knight of Malta/pejabat bendahara kepausan, ambil bagian dalam negosiasi antar pimpinan SS dan CIA Allen Dulles.”

Sebelum bekerja untuk OSS (ia memimpin setasiun OSS di Swiss selama berlangsungnya perang) Allen Dulles dan mitra hukumnya John Foster bekerja sebagai para manajer dan pengacara untuk Standard Oil milik John D. Rockefeller. Mereka secara pribadi menjadi pialang kemitraan antara Standard Oil dan perusahaan kimia IG. Farben. I.G.Farben tidak hanya menghasilkan bensin untuk mesin perang Nazi, juga membuat “Zyklon B”, memperkerjakan tenaga kerja budak sebelum dan selama perang (termasuk pabrik petro-kimia besar yang berdampingan dengan death camp Auschwitz), pemilik Bayer Pharmaceuticals yang menurut sebuah tuntutan perkara, mereka secara langsung dilibatkan dalam percobaan Auschwitz yang mengerikan yang dilakukan oleh Dr. Josef Mengele, dan membantu pemboman Sekutu untuk kepentingan Rockefeller. Wartawan terkemuka masa perang George Seldes yang mencoba untuk mengungkapkan hal ini “unholy alliance -persekutuan kotor” melalui artikel-artikelnya dalam surat kabar, tetapi jarang diterbitkan pada waktu itu, mereka melakukan usaha-usaha percobaan membunuhnya. Joseph Heller mengarang ‘roman sindiran dengan judul “Catch 22” membuat jelas kegilaan ini dengan kata-kata “kita setuju untuk membom basis kita sendiri sebagai penukar pembelian coklat termasuk kapas oleh Nazi”.

Dengan semakin meningkatnya ketegangan Perang Dingin, mantan agen Vatican dan Knight, Joseph H. Retinger, bertintak atas nama Vatican dan Priory of Sion, secara efektif membina hubungan erat dengan the European Council of Princes – Dewan Pangeran-pangeran Eropa (nama terhormat untuk the Dragon Sovereignty ), dinas rahasia CIA dan MI6 Inggris memembentuk kelompok think-tank the New World Order – Tatanan Dunia Baru, yaitu the “Bilderberg Group”, dimana Henry Kissinger merupakan anggota permanen. Ketua pertamanya adalah Prince Bernhard dari Negeri Belanda, yang memegang jabatan itu selama 22 tahun, sampai terjadi sebuah skandal keuangan yang memaksa dia untuk mengundurkan diri. Putrinya, Ratu Beatrix, co-owner Shell Oil secara teratur menghadiri pertemuan-pertemuan, seperti banyak dilakukan anggota aristokrat Eropa lainnya. The “Bilderberg Group” yang tidak demokratis ini terus melanjutkan memainkan bagian penting dalam masalah-masalah internasional, dan tetap tertutup rapat untuk umum dan keikutsertaannya.

Dokumen-dokumen menunjukkan bahwa Kardinal kota New York Francis Spellman secara langsung terlibat dalam perebutan kekuasaan militer sayap kanan Guatemala pada tahun 1954, yang menyebabkan terjadinya pembunuhan ribuan orang, dan diakui CIA keterlibatannya. Ia juga terhubung dengan kelompok neo-Nazi “P2” dan Mafia karena hubungan yang lama dengan anggota “P2” Archbishop Paul Marcinkus dari Chicago, mantan kepala Vatican Bank, yang dicurigai secara serius oleh pemerintah Italia atas kematian yang mencurigakan Sri Paus John Paul I. Kardinal Spellman tidak hanya teman lama pendiri CIA “Wild Bill” Donovan (yang sebelumnya mempunyai law firm di New York) tetapi adalah sebagai kepala the Knights of Malta di Amerika sepanjang tahun 40-60-an, dan bertanggung jawab atas sejumlah besar uang yang diperoleh dari para anggota, yang harus membayar ribuan dolar setiap tahunnya agar tetap menjadi anggota orde.

The Sovereign Military Order of Malta (SMOM) secara langsung bersekutu dengan Freemasonry Internasional, dari mana mereka merekrut saudara elit yang baru. Karena, the Knights of Malta dan Knights Templar adalah Rosicrucian upper-degrees dari Freemasonry.

Menurut “Knight of Darkness” pengarang Francois Hervet:

“Freemasonry secara umum mengaku bersifat bermusuhan dengan paham Katolik… namun demikian pada bulan Desember tahun 1969 sebuah pertemuan eksklusif diselenggarakan di Roma di kantor Count Umberto Ortolani, duta besar the Knights of Malta untuk Uruguay, yang disebut sebagai ‘otak ‘ di balik loji Masinic “P2″. Sebagai tambahan terhadap Ortolani, pertemuan hanya dihadiri Licio Gelli, Roberto Calvi dan Michele Sindona”; mereka semuanya yang terlibat atas kematian Sri Paus John Paul I dan penipuan besar-besaran bank.

Ironisnya, dalam tahun-tahun belakangan ini kepercayaan Katolik tidak lagi merupakan prasyarat penting untuk para anggota potensial yang mempunyai koneksi-koneksi yang sesuai. Pihak-pihak non-aristokrat sekarang dapat diinisasi oleh the “Magistral Grace” of Grand-Master, meski bukan di Inggris, Jerman dan Negara-negara Eropa lainnya dengan tradisi kuat kebangsawanannya. Bagaimanapun, hal ini membolehkan orang Amerika bergabung dan sudah banyak, dan sebuah “Order of Merit” bisa dianugerahkan kepada mereka yang dinilai sudah dengan sempurna melayani Knights atau dalam pekerjaan-pekerjaan mereka. Seperti mantan Presiden Ronald Reagan dan George Bush adalah inisiasi kehormatan, and Reagan was the toast of an extravagant dinner held by the Order in 1989.

Saat ini lebih dari 11,000 anggota the Knight di seluruh dunia, Grand-Master dan Sovereign Council masih tetap berbasis di Roma. Tujuan politik Feudalisme mereka nampak jelas terlihat dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Prince Hans Adam II, raja Liechtenstein yang didukung oleh keluarga Habsburg dan seorang the Knight of Malta yang terkemuka serta anggota Opus Dei Vatican, yang Pada Bulam Oktober 1999 ditegur oleh Pengadilan Eropa mengenai Hak Azasi Manusia, karena ia mengaku mempunyai otoritas konstitutional terakhir terhadap Mahkamah Agung milik negaranya. Sementara usaha-usaha sukses yang terbaru dalam manuver Eropa ke arah diterimanya seorang Presiden Eropa telah dipimpin oleh Knight dari Malta Gistard d’Estaing, dan didukung oleh Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Spanyol.

Padanan Protestan untuk the Knight of Malta Katholik, juga yang dikenal sebagai the Order of St. John of Jerusalem, memperoleh kredibilitas lebih besar ketika Ratu Inggris HM Ratu Victoria menjadi Sovereign Head mereka dalam tahun 1888. Order of St. John ini yang sekarang dikepalai oleh Sovereign Head HM Queen Elizabeth II, dengan cara yang sama menggunakan lencana the Cross of Malta sebagai lencana mereka. Sementara mereka juga mengakui bahwa derma dan melindungi yang miskin sebagai alasan utama mereka, hal ini sudah dipergunakan sebagai sebuah alat dari Imperialisme Barat dalam kurun waktu 1000 tahunan, dan dimulai dengan Perang Salib untuk menduduki Jerusalem. “Charitable Concern” ini tidak mungkin harus didahulukan atas agenda rahasia sejarah mereka – pemenuhan nubuatan St. John the Divine, yang bertindak sebagai the Protestant Order of St. John baru-baru ini diberikan keanggotaan non-gevernmental oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Seperti rekannya Katolik, posisi the Protestan Order di PBB memberikan akses lebih besar atas pengambilan keputusan PBB dan terhadap negara-negara berkembang yang rawan. Tidak diragukan lagi kepentingan Vatican, the British Crown dan the Rosicrucian fraternity, akan mengambil preseden atas setiap bantuan murni yang ditawarkan kepada dunia yang paling fakir dan miskin.

Lambang Cross of Malta adalah lencana asli dari Knights Templar yang kontroversial itu, dan diadopsi sebagai lencana resmi the Knights of Malta, ketika the Knights Templar terpaksa menyerah pada otoritas Vatican.

Inisiasi okult akan menemukan bahwa seperti halnya gambar pentagram – bintang berujung lima, the Cross of Malta serupa dengan sebuah cryptogram – tulisan rahasia untuk Goat of Mendes, perlambang sex jantan – Androgenous Templar patung Baphomet, yang menggambarkan janggut dan tanduk kambing.

Ini adalah simbol tentang hal yang berhubungan dengan pengendalian roh oleh Keinginan, dan pengendalian arah magi terhadap energi-energi seksual.

Grand Master the Knights of Malta sebelumnya, termasuk Manuel de Fonseca, dikenal telah melakukan inisiasi tradisi Templar, dan menurut Soveregin Grand Master saat ini, Prince Nicholas de Vere von Drakenberg, yang merupakan seorang keturunan langsung pencipta Knights Templar Godfroi de Vere de Bouillon, Templars adalah “sebuah orde pengikut Setan, yang upacaranya termasuk pembunuhan terhadap bayi, sodomy dan sihir”.

oroginal source: The New World Order (akh zaman)

————————–

Blackwater: Knights of Malta in Iraq

“The Knights of Malta are the militia of the Pope, and are sworn to total obedience by a blood oath which is taken extremely seriously and to the death. The Pope as the head of the Vatican is also the head of a foreign national power.”

-”Encyclopedia of Freemasonry and Its Kindred Sciences” by Albert G. Mackey 33rd degree Mason, published by the Masonic History Company, Chicago, New York, & London, 1925: (Volume One, pp. 392-95)

“The painful saga of modern Arab-Muslim history evokes the battles fought in Crusades of the 11th centry – when the Knights of Malta began their operations as a Christian militia whose mission it was to defend the land conquered by the Crusaders. These memories return violently to mind with the discovery of links between the so-called security firms in Iraq such as Blackwater have historic links with the Order of Malta. You cannot exaggerate it. The Order of Malta is a hidden government or the most mysterious government in the world.”

– Jordanian MP Jamal Muhammad Abidat, from an editorial in the United Arab Emirates daily Al-Bayan entitled “The Knights of Malta – more than a conspiracy”. Abidat describes the role played by the Knights of Malta during the Crusades, and that the Order is playing a similar role in the Middle East today, citing the conflicts in Iraq and Afghanistan.

Successor to Fascist Dictator Francisco Franco and Knight of Malta, King Juan Carlos, with Grand Master of the Sovereign Military Order of Malta, Andrew Cardinal Bertie, 2000

Blackwater is more than just a “private army”, much more than just another capitalist war-profiteering business operation. It is an army operating outside all laws, outside and above the US Constitution and yet is controlled by people within and outside our government whose allegiance is primarily to the foreign Vatican state. In other words, Blackwater is a religious army serving the Pope in Rome through the Order of Malta, which is itself considered under international law, as a sovereign entity with special diplomatic powers and privileges. Like Blackwater, the Order of Malta is “untouchable” because it is at the heart of the elite aristocracy.

Knight of Malta Amschel Mayer Rothschild (1744–1812)

The Knights of Malta is not merely a “charitable organization”. That’s just an elaborate front, as should become clear to you later. As the name Sovereign Military Order of Malta confirms, it is a military order based on the crusader Knights Hospitaller of Jerusalem and is interwoven with Freemasonry. Most people have never even heard of SMOM, much less that it is a part of Freemasonry. But that is the way the aristocratic elite like it.

knights_hospitallerOne of the symbols of the military orders of the Vatican, the masonic double-headed eagle emblazoned with the Maltese cross, signifies omnipotent royal dominion over both East and West. The orb signifies temporal dominion over the globe of Earth, and the scepter signifies control over the spiritual and religious impulses of humanity. This eagle symbol is used in the masonic rite of Memphis and Misraim, under which it reads, “Order Out of Chaos”, the Hegelian method of crisis creation. It is found on the seals of many European and Eurasian nation states including that of Russia, indicating direct Vatican control over those countries. It symbolizes the desire of a predatory elite with virtually unlimited resources, to totally dominate the entire world under a New World Order global government system using secrecy, manipulation, coercion and terror with the ends justifying the means.

See: Double-Headed Eagle Symbol at Wikipedia

The two-headed eagle emblem of the Byzantine Empire (Roman Empire) on a Red Shield was adopted in 1743 by the infamous goldsmith Amschel Moses Bauer. He opened a coin shop in Frankfurt, Germany and hung above his door this Roman eagle on a red shield. The shop became known as the “Red Shield firm”. The German word for ‘red shield’ is Rothschild. After this point, the Rothschilds became the bankers to kings and pontiffs alike, among the richest families in the world. Ever since, they have financed both sides of every major war and revolution using the Hegelian Dialectic to engineer society toward their New World Order.

The Rothschilds and their agents, such as the Rockefellers, have been engineering America and its foreign policy almost since its inception. They and their Skull and Bones Wall Street partners staged and funded both sides in WWII, and out of that hellish nightmare was born their infant global government, the United Nations, and their tool of tyranny, the CIA. The father of the CIA, “Wild Bill” Donovan, was a Knight of Malta. In order to be a director of the CIA you must be a crusading Knight of Malta and it doesn’t hurt if you are a member of Skull and Bones either. In order to reach the highest levels in the Pentagon establishment, you must be an illuminated Freemason and/or a Knight of one order or another. Notable US military members of SMOM include top crusading generals such as Alexander Haig, William Westmoreland, and Charles A. Willoughby, an admitted Fascist.

Other notable members include:

  • Reinhard Gehlen (Nazi war criminal)
  • Heinrich Himmler (Nazi war criminal)
  • Kurt Waldheim (Nazi war criminal)
  • Franz von Papen (Hitler enabler)
  • Fritz Thyssen (Hitler’s financier)
  • Rupert Murdoch
  • Tony Blair
  • Pat Buchanan
  • William F. Buckley, Jr.
  • Precott Bush, Jr.
  • Edward Egan (Archbishop NY)
  • Licio Gelli
  • Ted Kennedy
  • David Rockefeller
  • Phyllis Schlafly (Dame)
  • J. Edgar Hoover
  • Joseph Kennedy
  • Henry Luce
  • Thomas ‘Tip’ O’Neill
  • Ronald E. Reagan
  • Giscard d’Estaing
  • Allen Dulles
  • Avery Dulles
  • Frank C Carlucci
  • Nelson Mandela
  • Rick Santorum
  • Juan Carlos (King of Spain and Jerusalem)
  • Oliver North
  • George H.W Bush
  • Augusto Pinochet
  • William Randolph Hearst
  • Francis L. Kellogg

Such a list should make you sit up and pay attention, but it is only the tip of the iceberg unfortunately. Then we come to another SMOM member, important to what is transpiring in Iraq. Educated at the Jesuit Georgetown University, former Pentagon Inspector General Joseph Edward Schmitz, Blackwater’s operations chief, is a member of both SMOM and Opus Dei.

schmitz-pentagon-ig

Former Pentagon Inspector General Joseph Edward Schmitz quit in 2005 to work for Blackwater. He is a member of Opus Dei and Knights of Malta.

The Knights of Malta in Iraq?

Malta Star | Sep 29, 2007

An American investigative journalist compared the US firm Blackwater, the biggest security services provider in post war Iraq, to the Knights of Malta.

The company is currently in the midst of a controversy after some of its 20,000 personnel stationed in Iraq killed a number of civilians.

In his book, ‘Blackwater: The Rise of the World’s Most Powerful Mercenary Army’, Jeremy Scahill links the modern security firm to the Knights of Malta.

The writer argues that “Blackwater’s employees… share the same religious zeal of ancient crusaders”, the Egyptian weekly newspaper Al-Ahram reported.

All the top Nazis in our government are connected in some way to the Vatican, Jesuits and Knights of Malta and have been for decades, as were the Italian Fascists and German Nazis of WWII. After all, what was their favorite symbol after the swastika? The Maltese Cross of course!

Catholic Nazi Connections

These SMOM knights are behind most of the trouble in the world and they must be exposed as the criminals that they are. They are not nice people helping the poor, though they use good people in the lower ranks as useful idiots. They are behind drug-trafficking, assassinations, most wars, communism, fascism, feudalism, theocracy, Nazism, Zionism, globalization, crime-syndicates, major terrorist events, a new torture inquisition, total information surveillance, economic collapses, social demoralization and seek to completely enslave the human species in a global Big Brother totalitarian regime as they kill off the majority of us in the process. In fact, all of it has either come to pass or is in the process of being implemented. We are on the brink of WWIII which has been entirely staged by these profoundly evil men. Therefore, we have no time left for pussyfooting around.

But don’t take my word for it, do you your own research, find out and expose them yourself before these dirty Blackwater mercenary thugs are allowed to patrol American streets and confiscate guns during the next staged disaster. We can’t let this happen in America.

PW

BlackWater coming to a disaster near you.

Further Google the following:

P-2 freemasonry, Gladio, Nazi Concordat, Vatican CIA, Knights Templar, Order of the Seraphim, Order of the Garter, Hospitallers, Sovereign Order of Saint John of Jerusalem, Knights of Malta, SMOM, Knights of Rhodes, Illuminati, 9/11, Jesuits, Opus Dei, Black Pope, Maltese Cross, Fascism, Zionism, Blackwater Katrina, etc

Combine these in various searches to uncover the linkages.

emblematic-structure-of-freemasonry

The highest levels of Freemasonry, including and especially, the Knights of Malta and the Royal Orders of Chivalry are guided by the Vatican, the hub of both religious and temporal power on planet Earth.

Order of the Knights of Malta

See also:

Freemasonry in Malta

Many knights of the Order of St. John and some of the Maltese nobility were freemasons. In 1756, the Grand Master of the Order was a freemason named E. Pinto de Fonseca. De Rohan, who was Grandmaster of the Order of St. John between 1775 and 1797, is reported also to have been a freemason, and is said to have helped the spread of freemasonry in Malta…This lodge noted in its petition that the most important members of the Order of St. John ranked amongst its membership. The lodge obtained an English warrant as the Lodge of St. John of Secrecy and Harmony.
The Rite of Misraïm

Since 1738, one can find traces of this Rite filled with alchemical, occult and Egyptian references, with a structure of 90 degrees. Joseph Balsamo, called Cagliostro, a key character of his time, known how to give it the impulse necessary for its development. Very close to the Grand Master of the Order of the Knights of Malta, Manual Pinto de Fonseca, Cagliostro founded the Rite of High Egyptian Masonry in 1784. He received, between 1767 and 1775, from Sir Knight Luigi d’Aquino, the brother of the national Grand Master of Neapolitan Masonry, the Arcana Arcanorum, three very high hermetic degrees. In 1788, he introduced them into the Rite of Misraïm and gave a patent to this Rite. (aftermathnews)


Tinggalkan komentar

Kategori